Andai masa ku utuskan salam
Dibalik kata
Salam rindu salam kenangan
Di balik sejarah dulu
Kita bina Istana Mahligai
Dari batu putih
Sesuci jiwa
Dari tiang seri tegak berdiri
Seperti tegaknya hati kita
Mematri janji
Cinta bersemi
Sayang memiliki
Janji itu aku bingkaikan
Manjadi hiasan
Didinding sepi ruangan itu
Agar bila aku rindu
Dapat ku baca janji dahulu
Tapi kini
Mahligai usang itu
Telah roboh
Tertanam bersamanya
Bingkai rindu yang kita
Patri daahulu.....
-Haris Indera-
kajang, selangor
Wednesday, March 31, 2010
Wednesday, March 24, 2010
BULAN nan SATU, BINTANG nan BERIBU
Malam gelap…seperti gelap tika mata dipejam
Malam sunyi…seperti sunyi tanpa cengkerik menyanyi
Malam sepi…seperti sepi kala subuh menanti
Aku merenung wajah bulan
jarak beribu
Aku merenung kerdipan bintang bintang
Dari situ
Aku melihat sekitar alam
Tempat pijak ku
Unggas dan binatang diam membisu
Mungkin sedang bertasbih
Pohon pohon kaku
Mungkin sedang bertahajjud
Ku dongak ke langit luas
Dihujung sana bintang kejora
Dihujung sini bintang timur
Dan disini hanya bebintang
Bebintang sedang merenung bulan
Bulan tak tahu
Kerna bulan nan satu
Bebintang nan beribu
Bintang dapat lihat bulan
Bulan tidak kenal semua bintang
Suatu hari bulan akan pergi dari situ
Bersama putaran masa
Tetapi bintang tetap disini
Merenung di kejauhan bulan nan satu
-haris indera-
kajang, selangor
Sunday, March 21, 2010
Syair PaRi Gelita
Tidurlah dengan indah syahdu zikir pemupuk jiwa
Moga bangkit nanti dalam menghela indahnya haruman duniawi
Moga kuis-kuis bayu angin malam singgah menyapa cium ke pipimu
Dari tirai jendela kamar tidurmu
Bermain di alis matamu
Turun dibibirmu
Menjadi peneman selimut lenamu
Moga dibuai mimpi seindah syair sang pari-pari gelita
Menunggu tabirnya sang mentari pagi jingga
Di balik titis embun cahaya
Menitis lembut di celah- celah dedaun meria hijau lembab
Selamat malam...nanti terganggu lena tidurmu
Takut pula siang nanti layu seperti
Kelopak bunga seri pagi yang enggan mekar
Melingkar antara pagar halaman
Ya...moga-moga mekar seindah serata
Bersama mekarnya seri pagi
Dibalik titis embun sirna pagi dingin ke kalbu
Bila kicauan burung
Membisikkan rindu salam subuh Ilahi
Bukalah matamu
Bangkitlah dari hamparan indahmu dengan Doa syukur
Ingatlah kepada Dia, kemudian ingatlah kepadaku
Jangan lupa juga kepada pari-pari gelita yang membisikkan
Syair kepadamu malam tadi
Yang mendodoikan asyik lenamu
Moga malam nanti sang pari-pari hadir lagi
Meneman tidurmu....
-haris indera-
kajang, selangor
Friday, March 12, 2010
KU KIRMKANNYA....KAU UCAPLAH DENGAN CERMAT....
Dengan pena kutulis serumpun kata
diatas kartu mejaku
Semalam ketika larut bintang
dan rembulan berwajah sepi
Aku dengar sesuatu
dari bisik dadamu ditelingaku
Irama getar dan lagu jiwa jantungmu
Ketika itu sang burung
mengibas kicauan Ilahi
Menjemput Subuh tika nanti
Syuruk akan bersemuka dibumi hijau
di celah-celah laut suam rasa
Mentari pula menunggu giliran
ikut kata Tuhan Yang Esa
Tatkala mata penaku memahatkan ungkap
Tintanya haus dek masa
meninggalkan langkah-langkah
Kukirimkan kartu usang itu
bersama semalam
Ku alamatkan kartu itu ke pintu hatimu
Lalu kubisikkan raga jiwa bahasa sepimu
Yang kuucapkan dari jendela hatiku
ke dalam kamar jiwamu
Kucuri pandang matamu
untuk ku erti cermat dengar mu
Agar engkau juga faham
tiap ungkap dan desis tafsirku
Moga lenyap segala sabar tunggumu
-haris indera-
kajang, selangor
wahai ibu
hadirmu membuatkan aku juga hadir melihat dunia
wahai ayah...kemana engkau pergi
dimana engkau...
jejakmu cubaku cari....
hadirmu juga membuatkan diriku dan juga adik adik dapat menghidu dan menghembus wangian duniawi...
tiada khabar darimu
tiada berita darimu
hadirmu membuatkan aku juga hadir melihat dunia
wahai ayah...kemana engkau pergi
dimana engkau...
jejakmu cubaku cari....
hadirmu juga membuatkan diriku dan juga adik adik dapat menghidu dan menghembus wangian duniawi...
tiada khabar darimu
tiada berita darimu
oh ibu...maaf kan aku.....jika selama aku menjaga mu ada kesilapan atau ketelanjuranku yang mengguris hatimu, sungguh aku tidak berniat untuk semua itu
oh ibu...engkau nyawaku, jangan risau ibuku, percayalah..anakmu ini sentiasa ada disisimu walau apapun terjadi, biar susah kita sama susah mak, aku korbankan hidup ku ni kerana ALLAH demimu
kudoakan setiap hari agar mak cepat sembuh, bole senyum dan gembira serta bercerita seperti dulu
biar la adik adik dengan hidup mereka, mereka juga ada hidup mereka sendiri
doakan untuk mereka ibu
aku percaya tidak ada wanita didunia ini mampu menggantikan tempatmu
ya pasti tidak ada wanita yang mampu berbuat seperti apa yg telah kau lakukan demi aku dan adik adik
benar kata orang, seorang ibu mampu menjaga 10 orang anak, tetapi 10 orang anak belum tentu dapat menjaga seorang ibu, sekarang baru aku paham
wahai ibu....jangnalah engkau merasa susah dan sedih
anakmu ini ada untukmu, percaya la, tiada apa yang dapat menghalangnya, doakan untuk anakmu ini wahai ibu
semoga ya rabbi sudi pandang kita, dan terangi jalan gelap ini, mencari,mendaki dan berduri
mengapa begitu....aku tak mengerti....aku tak faham....atau aku yang salah...
Harus berapa kalikah aku jatuh cinta
Harus berapa kalikah aku mengangungkan wanita yg pernahku kenali
Bila timbul soal darjat,bila timbul soal harta, bila timbul soal nama dan pangkat
Bila datang persoalan mengenai kenbendaan aku mengundurkan diri
Kerna aku sedar aku tiada apa-apa
Zaman melenyapkan nilai-nilai kesucian dan keikhlasan untuk menyayangi dan disayangi
Sebenarnya bagiku cinta itu tidak perlu bersebab
Ya....tiada sebab, mengapa harus ditanya mengapa kita cinta,mengapa kita sayang
Cukup lah sekadar menyatakan dan meluahkan rasa cinta dan sayang itu
Janganlah ditanya mengapa
Kerna jujur aku tidak tahu dimana jawapannya yang harus kucari mengapa itu
Jika ada, aku rasa itu semua dusta,atau sekadar manis dibibir yang akan pudar atau hilang suatu masa nanti kerna jika sebab itu sudah tiada lagi
Maka tiada lah cinta dalam hati lagi....
Jika laila dan majnun
Jika Rumi dan Juli
Bisa menjadikan cinta mereka cinta sejati
Kenapa tidak wanita zaman sekarang yang kebanyakkannya mencari dan mensyaratkan sesuatu sebelum mencintai
Harus berapa kalikah aku mengangungkan wanita yg pernahku kenali
Bila timbul soal darjat,bila timbul soal harta, bila timbul soal nama dan pangkat
Bila datang persoalan mengenai kenbendaan aku mengundurkan diri
Kerna aku sedar aku tiada apa-apa
Zaman melenyapkan nilai-nilai kesucian dan keikhlasan untuk menyayangi dan disayangi
Sebenarnya bagiku cinta itu tidak perlu bersebab
Ya....tiada sebab, mengapa harus ditanya mengapa kita cinta,mengapa kita sayang
Cukup lah sekadar menyatakan dan meluahkan rasa cinta dan sayang itu
Janganlah ditanya mengapa
Kerna jujur aku tidak tahu dimana jawapannya yang harus kucari mengapa itu
Jika ada, aku rasa itu semua dusta,atau sekadar manis dibibir yang akan pudar atau hilang suatu masa nanti kerna jika sebab itu sudah tiada lagi
Maka tiada lah cinta dalam hati lagi....
Jika laila dan majnun
Jika Rumi dan Juli
Bisa menjadikan cinta mereka cinta sejati
Kenapa tidak wanita zaman sekarang yang kebanyakkannya mencari dan mensyaratkan sesuatu sebelum mencintai
Thursday, March 11, 2010
PerinduMU
Angin malam dalam sepi menyapa dada hati
Mengigilku tersentak dalam nyaman syahdu rindu itu
Ingin kukirim diangin lalu bersama bayu rasa pilu
Bawa bersama spora-spora rindu hingga ke pintu si pemalu
Angin itu menjemput titis-titis hujan
Didada hati gerimis bertalu
Seperti pepaku menusuk kekalbu
Menghempas peti-peti rindu yang datang bertamu
Ternyata pintu itu bukan untuk aku lalui
Hanya sekadar menjadi persinggahan di waktu sepi di kala rindu
Bukan untuk aku
Bukan untuk kamu
Tetapi untuk dia yang tidak pernah diceritakan dahulu
Mengapa engkau begitu, mengorban, menghancurkan peti-peti rinduku
Yang ku kunci rapi tidak akan ku buka lagi demi waktu
Jika itu yang kutahu dahulu
Tidak akan aku berani menyimpan rindu
Kerna rindu itu....rindu pilu yang engkau tipu....
YA ALLAH bawa ku pergi di angin lalu hanyalah aku perinduMU.....
-haris indera-
kajang, selangor
Sunday, March 7, 2010
PerJalanan Ini DiCelah-celah Debu Pasir
Wahai anak-anak kecil
Lihatlah fana dari sirnamu
Suatu ketika dulu
Aku pun seusia denganmu
Di dalam padang sawah menghijau
Di celah-celah tangkai rimbunan padi
Yang nenek banting menjadi beras
Untuk menjadi nasi hindangan kita
Sedikit untuk aku
Sedikit untuk ibu
Sedikit untuk nenek
Dan sedikit untuk adik-adik
Untuk ayah mungkin malam nanti
Wahai anak kecil
Bila besar nanti kau mungkin akan ke kota
Jangan lupa mencari masjid
Disana lebih besar dari surau dikampung
Ya....lebih indah, lebh cantik
Tetapi isinya melimpah bila tiba hari penghulu segala hari
Hari-hari biasa isinya biasa, yang kadangkala bermusim
Yang mengisi pakir-pakir yang dulunya kosong dengan besi-besi kimpal
Yang berkilau-kilau dek pantulan lampu neon
Terbias oleh lopak-lopak air yang hadir kala renyai-renyai hujan
Yang merindu membasahi ubun-ubun hujung rerambut
Kau kuis lembut dengan jari jemarimu
Sekejap matamu dikedip, kadangkala kau pejamkan seketika
Moga bila buka nanti
Berharap agar sesuatu yang indah hadir didepan mata
Mengumpul semangat, tenaga dan jiwa dengan hela panjang
Menghembus dengan keluhan
Pergi saja semuanya
Lenyaplah dari tabung pemikiran ini, dari peti hati ini
Seperti dia meninggalkan aku
Pergi menuju kemenara
Menara ciptaan dunia
Entah apa yang dicarinya
Sehingga sanggup membunuh jiwa orang yang tidak berdosa
Mungkin juga kerana aku tidak sepertinya
Kadangkala bertanya untuk apa dunia ini
Apa dicari sehingga sebegini.....
Lihatlah fana dari sirnamu
Suatu ketika dulu
Aku pun seusia denganmu
Di dalam padang sawah menghijau
Di celah-celah tangkai rimbunan padi
Yang nenek banting menjadi beras
Untuk menjadi nasi hindangan kita
Sedikit untuk aku
Sedikit untuk ibu
Sedikit untuk nenek
Dan sedikit untuk adik-adik
Untuk ayah mungkin malam nanti
Wahai anak kecil
Bila besar nanti kau mungkin akan ke kota
Jangan lupa mencari masjid
Disana lebih besar dari surau dikampung
Ya....lebih indah, lebh cantik
Tetapi isinya melimpah bila tiba hari penghulu segala hari
Hari-hari biasa isinya biasa, yang kadangkala bermusim
Yang mengisi pakir-pakir yang dulunya kosong dengan besi-besi kimpal
Yang berkilau-kilau dek pantulan lampu neon
Terbias oleh lopak-lopak air yang hadir kala renyai-renyai hujan
Yang merindu membasahi ubun-ubun hujung rerambut
Kau kuis lembut dengan jari jemarimu
Sekejap matamu dikedip, kadangkala kau pejamkan seketika
Moga bila buka nanti
Berharap agar sesuatu yang indah hadir didepan mata
Mengumpul semangat, tenaga dan jiwa dengan hela panjang
Menghembus dengan keluhan
Pergi saja semuanya
Lenyaplah dari tabung pemikiran ini, dari peti hati ini
Seperti dia meninggalkan aku
Pergi menuju kemenara
Menara ciptaan dunia
Entah apa yang dicarinya
Sehingga sanggup membunuh jiwa orang yang tidak berdosa
Mungkin juga kerana aku tidak sepertinya
Kadangkala bertanya untuk apa dunia ini
Apa dicari sehingga sebegini.....
-haris indera-
kajang, selangor
Saturday, March 6, 2010
-RASA ITU-
Kerna ada rahsia yang tak berani di rungkaikan
Yang menjadi tanda tanya antara aku, engkau dan dia
Antara kita kan tak berani di rungkaikan
Tetapi belum sempat rahsia di lontarkan
Engkau pergi berlari ke pantai
Menggapai buih-buih ombak
Di celah-celah pasir seluas antara
Yang kadang-kadang sedikit demi sedikit
Hanyut bersama desiran ombak menghempas ke lautan
Entah kemana meninggalkan jejak-jejakmu
Antara pepohon rhu yang tegak merendang
Kadangkala menyapu guguran dedaun
Yang menjadi tanda tanya antara aku, engkau dan dia
Antara kita kan tak berani di rungkaikan
Tetapi belum sempat rahsia di lontarkan
Engkau pergi berlari ke pantai
Menggapai buih-buih ombak
Di celah-celah pasir seluas antara
Yang kadang-kadang sedikit demi sedikit
Hanyut bersama desiran ombak menghempas ke lautan
Entah kemana meninggalkan jejak-jejakmu
Antara pepohon rhu yang tegak merendang
Kadangkala menyapu guguran dedaun
-haris indera
kajang, selangor-
Subscribe to:
Posts (Atom)